Tak terasa 2018 sudah memasuki hari ke-2, resolusi tahun lalu nampaknya masih belum bisa terpenuhi karena hanya sebatas tertulis di ingatan, yang alangkah lebih baik jika di tulis secara visual.
Tapi kali ini saya tidak akan membahas mengenai resolusi tahun 2018.
Di posting kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya menjalankan Pair Programming selama lebih kurang 7 bulan di perusahaan tempat saya bekerja sekarang.
Saya sudah mengetahui Pair Programming ini saat masih di perusahaan lama, namun di perusahaan baru inilah saya langsung mengalaminya sendiri. Jika diterjemahkan secara praktek, Pair Programming adalah dua orang programmer bekerja secara bersamaan dengan 1 workspace saja (1 komputer, 2 programmer, 2 mouse dan 2 keyboard ^_^). Bersamaan di sini bukan berarti 2 programmer tersebut "mengetik kode secara bersamaan", melainkan mereka bekerja sama dalam menyelesaikan suatu story. Secara istilah 2 programmer tersebut dibagi menjadi dua role
Di posting kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya menjalankan Pair Programming selama lebih kurang 7 bulan di perusahaan tempat saya bekerja sekarang.
Saya sudah mengetahui Pair Programming ini saat masih di perusahaan lama, namun di perusahaan baru inilah saya langsung mengalaminya sendiri. Jika diterjemahkan secara praktek, Pair Programming adalah dua orang programmer bekerja secara bersamaan dengan 1 workspace saja (1 komputer, 2 programmer, 2 mouse dan 2 keyboard ^_^). Bersamaan di sini bukan berarti 2 programmer tersebut "mengetik kode secara bersamaan", melainkan mereka bekerja sama dalam menyelesaikan suatu story. Secara istilah 2 programmer tersebut dibagi menjadi dua role
- Driver, programmer yang bertugas mengetik kode, dan
- Navigator/Observer, yang bertugas melakukan review dari kode yang ditulis oleh driver
Role ini bisa ditukar kapanpun, sesuai kesepakatan/kemauan pair (*pasangan).
Berdasarkan pengalaman saya, keuntungan yang didapatkan dengan menerapkan pair programming adalah sebagai berikut :
- Tidak perlu ada code review, karena dalam pair bisa saling melakukan review. Akan tetapi jika ada story yang berkaitan dengan banyak pair, atau issue yang cukup kompleks, code review oleh tim besar masih tetap dijalankan.
- Melatih komunikasi, khususnya bagi pribadi yang kurang banyak bicara dan introvert seperti saya, menjalankan pair programming = memiliki partner komunikasi setiap bekerja.
- Tidak perlu ada training, karena kita bisa langsung terjun dalam pekerjaan dan belajar sambil jalan dari pair kita.
- Belajar banyak dari pair.
Pernah suatu waktu dalam sesi 1 on 1 dengan VP of Engineering, saya ditanya sudah "diajari" apa saja selama 3 bulan masa percobaan dengan pair. Saya jawab dengan datar saya belum diajari apa-apa. Tapi dalam 1 on 1 tersebut saya diberitahu bahwa "pairing adalah teaching", dan memang betul. Karena jika dicermati, sebenarnya secara tidak langsung kita diajari oleh pair kita, mulai dari cara berpikir, problem solving, best practices, bahkan sampai urusan rumah tangga dan anak (*hehe, maklum pair-pair saya mayoritas sudah berkeluarga).
Satu kalimat yang paling saya ingat dalam sesi 1 on 1 tersebut adalah, "Being a good pair is a journey". Ya, menjadi pair yang baik membutuhkan waktu dan usaha, bukan hanya dalam pekerjaan tapi juga dengan "halal pair" nantinya. *Single lagi ngode keras, haha
Untuk saat ini, beberapa hal di atas adalah manfaat yang sangat saya rasakan selama menjalankan pair programming. Apakah teman-teman mau mencoba mempraktekkannya? Cobain deh
Mungkin jika teman-teman ada pendapat lain, saya tunggu di comment ya :)
Terima kasih
Terima kasih
Comments
Post a Comment