Bagi pengguna "fanatik" Mac OSX mungkin judul post kali ini agak mengganggu, tapi ini pengalaman yang saya rasakan sebagai "pengguna baru".
Jadi 2 hari kemarin saya sudah mulai aktif kembali di kantor,
yang mana sebelumnya saya bekerja secara remote dikarenakan alasan kesehatan.
Namun ujian datang ketika saya ingin mulai aktif di kantor.
Pagi hari sebelum berangkat, laptop saya tidak bisa booting, yang ternyata penyebabnya adalah harddisk utama tidak terbaca oleh sistem, alhasil laptop yang sudah menemani saya selama hampir 4 tahun ini harus "dirumah sakitkan".
Saya kontak rekan kantor untuk mengabarkan bahwa saya harus ke service center terlebih dahulu sebelum "ngantor".
Di kantor tidak ada lagi komputer/laptop yang bisa saya gunakan, sehingga saya pun "terpaksa" memakai MacMini second hand yang dimiliki kantor.
Perjuangan dimulai dari sini, karena saya harus mensetup environment yang sama dengan yang saya gunakan di laptop.
Sebagai programmer yang terbiasa bekerja dengan workstation berbasis Ubuntu selama hampir 8 tahun, memang secara UI/UX Mac OS X sangat memukau, namun secara sistem saya sangat menyukai Ubuntu/Debian dengan package managernya.
Di Ubuntu untuk menginstall aplikasi yang saya butuhkan cukup dengan mengetik
apt-get install xxx
(done, aplikasi siap dipakai).Sedangkan di Mac saya harus mencari installer manual.
Meskipun di Mac ada homebrew/brew untuk menghandle keperluan ini, tetap saja ada kesulitan bagi saya untuk mengatur konfigurasi dari aplikasi, mengecek apakah service sudah jalan atau belum (saya menginstall nginx (dibaca engine X, bukan ngings, hehe) dan php7).
Setelah "rambut saya keriting" dan utak-atik sana sini, duo combi ini masih belum bisa berjalan dengan baik. Padahal di Ubuntu, setelah apt-get install dan beberapa utak-utik, duo combi sudah bisa berjalan dengan baik.
Saya pun memutuskan untuk menggunakan Vagrant saja.
Vagrant adalah sistem yang menggunakan virtual host
untuk memfasilitasi environtment development.
Semua kebutuhan development (eg: server, database, etc *kecuali IDE)
akan diinstall di virtual host ini, dan dihubungkan dengan komputer/laptop host.
Dengan Vagrant setiap programmer bisa memiliki lingkungan kerja yang sama
(memiliki spec yang sama dengan komputer production),
jadi tidak ada lagi penyataan,
"Aplikasi sudah jalan di komputer saya" :D
InsyaAllah saya akan membahas Vagrant di post lain.
Selain packager manager, saya juga tidak menyukai window management dari Mac OSX, khususnya untuk "fullscreen window".
Setidaknya inilah yang saya rasakan sebagai pengguna baru Mac OSX selama 2 hari kemarin.
Bagi pengguna senior Mac OSX, tolong jangan bully saya, saya masih nyubi kakak :D
*Laptop saya sudah selesai diservice selama 2 hari, namun dengan penggantian harddisk baru (bye-bye 4 years of data T_T, mulai dari mp3, mkv, ebook halal dan ebook "haram" *baca: bajakan :D)
*Alhamdulillah saya sudah menyimpan project terbaru saya di harddisk ke-2 di laptop. FYI, saya memodif laptop dengan mengorbankan slot CD/DVD-ROM untuk dipasangi hdd ke-2 dengan menggunakan hdd caddy, yang mungkin akan saya bahas di post lain.
* Tampilan backcover laptop saya, tolong jangan perhatikan stikernya :D
Berarti nanti IAK pakek Mac ya mas? :D
ReplyDeletePunya kantor, bukan punya saya.
DeleteLagipula itu mac mini, ga mungkin saya bawa monitor, keyboard, mouse kemana-mana :D